Jumat, 25 Januari 2013

Penanganan Cedera Sering Tidak Tepat






Semangat masyarakat berolahraga tak diiringi pengetahuan memadai tentang tata cara berolahraga yang benar. Sering kali cedera muncul saat berolahraga.



Umumnya karena tanpa pemanasan yang benar, ujar Wakil Presiden Asosiasi Ahli Bedah Lutut dan Panggul Indonesia (Indonesian Hip and Knee Society/IHKS) Ludwig Andre Pontoh di Jakarta, Jumat (13/1).



Metode pemanasan olahraga bagi setiap orang berbeda, demikian pula bentuk dan porsi olahraganya. Itu bergantung pada kondisi tubuh setiap individu, seperti umur atau berat badan.





Dari kasus yang ditangani Andre, cedera terbanyak dialami pemain futsal. Ada pula akibat bermain tenis, bulu tangkis, dan bola basket. Cederanya pun bermacam-macam, mulai cedera di ligamen (jaringan ikat yang mengikat tulang persendian), meniscus (bantalan sendi), dan tulang rawan.



Cedera saat berolahraga, khususnya cedera sendi, juga sering salah penanganan. Saat ditangani dokter, cedera yang dialami justru telah mengalami komplikasi yang menyulitkan penanganan.



Penanganan pertama



Saat cedera, lanjut Andre, hal yang harus dilakukan adalah mengompres bagian yang cedera dengan air es, bukan air hangat. Selanjutnya, bagian tersebut dibebat agar tidak bengkak. Setelah itu harus beristirahat. Jangan karena merasa sudah baik, langsung digunakan olahraga kembali, ujarnya.



Salep atau obat penghilang nyeri lain dapat digunakan. Namun, apabila dalam beberapa hari nyeri tak hilang atau bertambah parah, perlu segera dibawa ke dokter demi terapi yang sesuai, apakah cukup istirahat, mengonsumsi obat-obatan tertentu, atau operasi.



Kemampuan dokter



Presiden IHKS Nicolaas C Budhiparama menegaskan, kemampuan ahli bedah lutut dan panggul Indonesia mampu disandingkan dengan negara-negara lain. Bahkan, dalam pemanfaatan sejumlah teknologi bedah, seperti operasi dengan komputer, Indonesia termasuk negara Asia pertama yang menggunakan.



Faktanya, banyak warga kelompok menengah atas yang memilih melakukan operasi tulang ke negara lain. Padahal, kemampuan dokter Indonesia dalam beberapa hal lebih baik.



Ada sejumlah dokter Indonesia yang diminta melakukan operasi di luar negeri, tetapi yang diobati pasien Indonesia juga, ujarnya.



Menurut Nicolaas, larangan dokter Indonesia melakukan promosi membuat banyak kemampuan para dokter tidak diketahui publik. Sebaliknya, dokter atau institusi kesehatan asing justru boleh beriklan bebas di media massa.



Saat ini diperkirakan ada 490 dokter bedah tulang di Indonesia. Jumlah ini sangat kecil dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia. Terlebih lagi, kebutuhan masyarakat makin besar seiring meningkatnya minat masyarakat berolahraga.



Sumber: kompas.com

Manfaat Olahraga bagi Remaja






Olahraga merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi. Kenapa? Karena olahraga adalah salah satu alasan kita untuk tetap sehat. Berolahraga sebenarnya tidak perlu mahal seperti ke fitness karena dengan anda berjogging atau jalan santai sudah disebut dengan berolahraga yang sederhana. Olahraga dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja asalkan ada niat untuk berolahraga.



Bagi para remaja, olahraga sangat disukai untuk mengisi waktu luang, hanya sekedar main dan menyehatkan tubuh. Permainan olahraga yang saat ini masih digemari adalah futsal, basket, badminton, tenis meja dan lainya juga yang menarik antusias para remaja untuk berolahraga. Kebanyakan para remaja mungkin tidak semua tahu manfaat olahraga bagi mereka karena menurut mereka olahraga

membuat sehat serta menyenangkan ketika bersama teman.



Namun olahraga juga memiliki beberapa manfaat yang baik bagi tubuh yaitu:



1. Olahraga mencegah Obesitas

Obesitas biasanya paling berpotensi pada usia remaja dimana saat manusia menginjak usia remaja akan membutuhkan banyak asupan makanan seriring dengan padatnya aktivitas mereka. Mereka yang obesitas cenderung kurang percaya diri terhadap pergaulan teman sepermainanya. Sebenarnya obesitas bukanlah menjadi penghalang dalam pergaulan. Olahraga dapat berguna untuk mencegah obesitas untuk anda yang masih remaja, cobalah berolahraga minimal 30 menit setiap hari agar obesitas dapat dihindari.



2. Olahraga dapat membuat tubuh menjadi fleksibel dan meningkatkan koordinasi tubuh.

Dengan tubuh yang fleksibel, dapat membantu kita untuk melakukan aktivitas dan berolahraga. Bagi para remaja, olahraga dapat meningkatkan kekuatan otot serta meningkatkan kualitas postur tubuh sehingga memperbaiki penampilan anda. Untuk meningkatkan koordinasi tubuh anda dapat melakukan seperti senam, yoga dan lain-lain.



3. Olahraga dapat mendukung pertumbuhan tulang dan otot

Olahraga selain menyehatkan juga membantu pertumbuhan tubuh dan otot anda karena saat remaja adalah masanya pertumbuhan. Jika olahraga dilakukan secara rutin maka akan berdampak positif bagi tubuh serta pertumbuhan. Dengan berolahraga tulang akan kuat sehingga saat anda usia dewasa maupun tua jika anda berolahraga akan mencegah osteoporosis dan menghindari keropos pada tulang. Bermain basket, bersepeda dan berenang adalah olahraga yang dapat dilakukan untuk membentuk tulang dan otot.



(Dikutip dari berbagai sumber)

Ingin Sehat di Usia Senja, Berolahragalah !






Kemampuan fisik seseorang pastinya semakin berkurang sesuai dengan perjalanan usia. Namun, penurunan fisik itu bisa dikurangi dengan rutin berolahraga.



Demikianlah kesimpulan dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dr Keith Veselik, direktur perawatan primer beserta rekannya di Loyola University Health System, AS.



Veselik menyebut bahwa usia 50 tahun ke atas merupakan masa di mana tubuh lebih mudah untuk menerima serangan penyakit, terlebih jika seseorang tidak memiliki pola hidup yang sehat.



Bagi peneliti, latihan kardiovaskular seperti berenang atau bersepeda, mampu meningkatkan denyut jantung dan menurunkan risiko nyeri pada bagian sendi.





Latihan kardiovaskular membantu mencegah masalah kesehatan seperti penyakit jantung, asma dan penyakit paru obstruktif kronis. Selain itu sakit punggung merupakan masalah umum di antara orang-orang di usia di atas 50 tahun.



"Cara terbaik untuk melindungi punggung Anda adalah untuk membangun otot inti yang kuat dan pastikan Anda mengangkat benda berat dengan benar," saran Veselik.



Sedangkan untuk meningkatkan fleksibilitas, latihan untuk menahan beban bisa menjadi alternatif pilihan untuk menjaga kekuatan tulang dan mencegah osteoporosis.



"Olahraga itu penting, tapi itu bukan akhirnya semua. Perlu ditambah dengan makan yang benar dan menggabungkan kebiasaan sehat lainnya untuk mengarah ke kualitas hidup yang lebih baik," pungkas Veselik.



Sumber: mediaindonesia.com<

benarkah Berenang Membuat IQ Tinggi ?






Olahraga merupakan aktivitas yang harus dilakukan setiap orang untuk menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh dan psikologi. Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Jika Anda ingin memiliki jiwa yang sehat, maka harus punya tubuh yang sehat, hal ini bisa kita lihat ketika kita tidak dalam keadaan sehat, maka kita tidak akan berpikir secara sehat.












Berenang Membuat IQ Tinggi




Hasil penelitian di Melbourne, Australia, menunjukkan, secara statistis IQ anak-anak yang diajarkan berenang sejak bayi lebih tinggi ketimbang anak-anak yang tak diajarkan berenang atau diajarkan berenang setelah usia 5 tahun. Anak-anak tersebut diukur IQ-nya ketika mereka berusia 10 tahun. Tak hanya itu, pertumbuhan fisik, emosional dan sosialnya pun lebih baik.

Penelitian lain menunjukkan, bayi lebih gampang diajarkan berenang ketimbang orang dewasa, karena bayi tak pernah memiliki faktor X semisal bahaya. Bukankah bayi belum mengerti bahaya? Lagi pula, bayi sangat menyukai air sehingga ia pun akan suka diajak berenang. Nah, hal ini membuatnya jadi lebih mudah belajar berenang.
  


Selain itu, bayi baru lahir hingga usia 3 bulan bisa langsung nyemplung ke dalam air tanpa takut tenggelam, karena pada usia tersebut, ia memiliki refleks melangkah yang banyak kegunaannya untuk berenang.

Refleks melangkah merupakan salah satu refleks yang menyertai bayi seperti halnya refleks menggenggam dan refleks berjalan, jelas Dr. Karel Staa dari RS Pondok Indah, yang juga mantan perenang pemegang rekor 200 meter gaya dada pada 1960-1962. 




Jadi, bila kita meletakkan bayi usia di bawah 3 bulan di dalam air, secara otomatis ia akan menggerak-gerakkan kakinya menyerupai paddle dog sehingga tak tenggelam. Bisa dikatakan, pada usia di bawah 3 bulan bayi sudah bisa berenang dengan gaya primitif.

Bukan berarti setelah usia tersebut, bayi tak bisa berenang lagi, lo. Kendati refleksnya sudah menghilang, ia tetap bisa melakukan gerakan berenang walaupun tak terorganisir atau acak-acakan. Soalnya, dengan ada gaya gravitasi, ia merasa ditekan dari bawah air sehingga ia bisa mengambang. Ia pun jadi senang.

Apalagi sejak di perut ibu, bayi sebenarnya juga sudah berenang dalam air ketuban selama 9 bulan. Setelah lahir, kemampuannya berenang tinggal ditingkatkan saja. Bahkan, saking populernya berenang ini, di luar negeri sampai ada proses melahirkan yang dilakukan di dalam air, lo. Secara medis, hal ini tak akan menimbulkan masalah karena merupakan proses alami. Jadi, tak ada alasan lagi untuk ragu-ragu mengajak si kecil berenang.
 


Berenang Membuat IQ Tinggi  : Harus Aman Yang penting diperhatikan, ketika berenang bayi harus merasa aman dan memang harus ada pengaman. Jadi, orang tua harus mendampinginya. Ini syarat mutlak, lo. Jika orang tua sama-sama masuk ke dalam air dan sama-sama berenang dengan bayi, maka selain merasa aman, bayi pun bisa merasakan ada respon dari orang tua, tutur Karel.

Disamping, dengan orang tua mendampingi juga bisa bermain dengan bayi sehingga ada interaksi antar manusia. Ini merupakan salah satu keunggulan berenang. Coba bandingkan kala bayi baru belajar duduk atau berjalan, apakah orang tua akan mendampingi dan melakukan gerakan yang sama terus menerus dengan anak? Kan, enggak.
 


Nah, berenang lain. Mereka sama-sama masuk air, sama-sama berenang sehingga rasa enjoy-nya lebih. Ini akan berguna untuk perkembangan psikologis anak. Itulah mengapa, kedua orang tua sebaiknya ikut bersama bermain di dalam air.

Tentunya, berenang juga berguna untuk pertumbuhan. Motoriknya berkembang lebih pesat ketimbang ia hanya bermain di lantai. Bukankah saat berenang, semua otot bekerja? Nah, kalau di lantai, hanya otot-otot tertentu saja yang bekerja.

Apalagi jika ibu memberikan baby walker sehingga bayi jadi terbiasa berjalan dengan alat itu. Akhirnya, gerakan-gerakan ototnya jadi terbatas karena hanya otot-otot tertentu saja yang bekerja.

Berenang Membuat IQ Tinggi
  : Perhatiakn Kebersihan Air 
Nah, kini Ibu-Bapak semakin mantap, kan, mengajak si kecil berenang? Tapi berenangnya di rumah saja, ya, kalau usia si kecil masih di bawah 6 bulan, agar bisa mengontrol kebersihan dan suhu airnya. Jangan lupa, di usia ini enzim pencernaan bayi belum matang. Jadi, kalau ia secara tak sengaja menelan air yang tak bersih kala berenang, bisa mengakibatkan mencret, muntah, dan sebagainya.

Bukan berarti di rumah harus ada kolam renang, lo. Toh, banyak benda yang bisa dijadikan sebagai pengganti kolam renang seperti bak mandi, ember besar, bathtub, dan lainnya. Nah, biasakan bayi bermain di situ. Sebenarnya, ketika bayi tengah mandi atau bermain air merupakan salah satu cara mengenali atau menghayati air pada anak, tutur Karel.

Setelah bayi berusia 6 bulan ke atas barulah bawa ia ke kolam renang terbuka atau umum. Tapi harus pilih, ya. Mungkin di Indonesia masih sulit karena kita, kan, enggak punya kolam berenang khusus bayi. Bahkan kebanyakan kolam  renang di Jakarta, air yang dipakai itu-itu saja, muter saja di situ.

Diputarnya pakai mesin lalu ditambahkan kaporit dan daun-daun atau kotorannya diangkat; sebulan sekali baru diganti. Hal ini dikarenakan sulitnya sumber air di Jakarta. Lain dengan di kota pegunungan seperti Bogor dan Cibodas, mereka memiliki kolam renang yang airnya mengalir.

Jadi, bila mau membawa bayi berenang di kolam renang umum, pilih waktu yang tepat, yaitu ketika kolam renang masih dalam keadaan bersih; biasanya di waktu pagi. Suhunya juga harus disesuaikan, sebaiknya jangan lebih dari 31 atau 32 derajat celcius. Khusus untuk bayi usia satu bulan pertama, suhunya 34-35 derajat celcius.

Kebersihan lain yang harus diperhatikan ialah kaporitnya, jangan terlalu jenuh, karena kaporit bisa mengakibatkan iritasi kulit, mata, dan lainnya. Ukuran kaporit yang ditetapkan untuk anak adalah 6-8 ppm. 



Berenang Membuat IQ Tinggi : 
Untuk Rekreasi 
Yang perlu diingat, jangan sampai orang tua mengajak bayi berenang untuk mengejar prestasi karena tujuan utamanya adalah rekreasi. Beberapa asosiasi kedokteran anak di luar negeri malah mengatakan, berenang pada anak usia di bawah 4 tahun jangan dijadikan tujuan untuk mengejar prestasi.

Di atas usia itu barulah orang tua bisa mengajarkan gaya-gaya berenang yang ditargetkan untuk prestasi. Dalam bahasa lain, bayi berenang hanya untuk fun. Mulai usia setahun bolehlah diarahkan pada prestasi, tapi tidak dengan cara ditekan, ujar Karel.

Misal, setiap hari harus berenang 50 meter bolak-balik. Soalnya, di usia tersebut ia baru bisa mengikuti gerakan-gerakan renang yang dilakukan orang tuanya. Sama halnya dengan bayi usia setahun yang suka marah-marah karena melihat orang tuanya yang suka marah-marah, begitu pula berenang. Kalau orang tua suka berenang dengan gaya yang cukup baik maka ia pun akan mengikuti.

Jadi, ajak si kecil berenang untuk kesehatannya lebih dulu. Soal gaya renang akan mengikuti secara otomatis bila ia sudah menyukainya





sumber :http://www.artikelbagus.com/2012/04/artikel-olahraga-kesehatan.html

Kamis, 03 Januari 2013

3 menit yang sangat menentukan



Kabar gembira untuk orang-orang yang menetapkan sehat, bugar atau langsing sebagai resolusi tahun barunya. Para peneliti mengklaim orang-orang tak perlu menghabiskan waktu hingga berjam-jam setiap minggunya untuk berolahraga di gym atau jogging di taman setiap hari, tapi cukup dengan melakukan sebuah rezim olahraga yang intens selama beberapa detik saja.



Menurut tim peneliti gabungan dari University of Nottingham, Birmingham dan Bath, rahasianya hanyalah Anda harus berkomitmen untuk melakukan tiga latihan berintensitas tinggi masing-masing selama 30 detik, kemudian mengambil waktu jeda untuk istirahat yang pendek dan melakukannya lagi dalam kurun waktu kurang dari lima menit.





Bahkan peneliti lebih menyarankan agar orang-orang yang ingin sehat atau langsing untuk terus melakukan olahraga seperti bersepeda atau lari cepat naik turun tangga di rumah. 30 detik kemudian, mereka dapat beristirahat selama 60 detik lalu mengulanginya lagi.



Studi yang dipimpin pakar olahraga terkemuka, Jamie Timmons yang juga seorang profesor di bidang sistem biologi ini menyoroti fenomena yang terjadi pada orang-orang Inggris yang enggan menjalankan rekomendasi NHS untuk berolahraga sedikitnya selama 30 menit lima kali seminggu plus dua sesi latihan penguatan otot seperti angkat berat, push-up atau berkebun.



Lagipula 60 persen pria dan 70 persen wanita di Inggris mengaku tak ada waktu untuk berolahraga sama sekali. Akibatnya jutaan orang Inggris mengalami kematian dini dan gangguan kesehatan karena gaya hidup seperti diabetes dan penyakit jantung.



Sejauh ini 'keampuhan' sistem latihan yang disebut High Intensity Impact Training (HIIT) ini telah dibuktikan dalam sebuah percobaan berskala besar yang melibatkan sekitar 300 sukarelawan paruh baya di Inggris dan Kanada dalam kurun waktu 8 tahun. Dari situ terlihat bahwa olahraga intens selama tiga menit perminggu memberikan peningkatan kesehatan sama signifikannya dengan berjam-jam latihan di gym.



"Tapi alasan di balik mengapa rezim latihan dengan durasi pendek ini dapat meningkatkan stamina hingga kebugaran paru-paru, jantung dan pembuluh darah sukarelawan belum dapat kami pahami sepenuhnya," kata Prof Timmons seperti dikutip dari Daily Mail, Kamis (3/1/2013).



Biasanya orang yang giat berolahraga dihadapkan pada masalah nafsu makan yang membludak setelah melakukan aktivitas tersebut, namun latihan berintensitas tinggi dan berdurasi pendek tidak merangsang nafsu makan terlalu besar karena aktivitas ini tak membutuhkan energi yang begitu besar sehingga sukarelawan tidak mengalami 'ketagihan' yang sama dengan pegiat olahraga biasa.



"Bahkan kami telah menemukan bahwa orang-orang merasa selera makan mereka tertekan," tandasnya.



Rezim ini juga diduga dapat meningkatkan metabolisme karena membentuk otot. Seperti yang kita ketahui, pembentukan otot membuat jalannya proses metabolisme menjadi lebih cepat sehingga mendorong pemecahan lemak serta membakar kalori.





Lagipula Timmons dan rekan-rekannya pun berspekulasi latihan berintensitas tinggi juga 'memanfaatkan' lebih banyak jaringan otot ketimbang latihan aerobik biasa.



"Bersepeda dengan intensitas tinggi banyak menggunakan tak hanya otot kaki tapi juga otot tubuh bagian atas, termasuk lengan dan bahu atau dengan kata lain sel-sel otot tubuh yang diaktifkan mencapai 80 persen, padahal jalan kaki, jogging atau bersepeda dengan intensitas sedang hanya memanfaatkan otot sebanyak 20-40 persen," pungkasnya.



Studi ini telah dipublikasikan dalam Journal of Clinical Psychology.

 sumber : http://health.detik.com/read/2013/01/03/070529/2131781/766/tak-usah-nge-gym-berjam-jam-agar-sehat-3-menit-per-minggu-saja-cukup