Sabtu, 13 Oktober 2012

Kecepatan Langkah Kaki dan Pengaruhnya





 

Sebuah studi di Boston Medical Centre yang dikutip
huffingtonpost.co.uk, menemukan hubungan antara kecepatan berjalan dan
risiko demensia. Mereka yang memiliki gaya berjalan lambat beresiko
mengalami penurunan daya ingat lebih buruk di masa depan, dibandingkan
dengan mereka yang terbiasa berjalan dengan ritme yang lebih cepat.



Langkah kaki sebenarnya bisa memberi petunjuk visual yang berhubungan
dengan kondisi kesehatan kognitif. Sementara Demensia merupakan
penurunan fungsional yang disebabkan oleh kelainan yang terjadi pada
otak. Pikun merupakan gejala umum yang mungkin terjadi dan menunjukan


adanya demensia. Orang-orang yang menderita demensia sering tidak dapat
berpikir dengan baik dan berakibat tidak dapat beraktivitas dengan baik.
Oleh sebab itu mereka lambat laun kehilangan kemampuan untuk
menyelesaikan permasalahan dan perlahan menjadi emosional, sering hal
tersebut menjadi tidak terkendali.



Kesimpulan tersebut muncul melalui serangkaian tes terhadap 2.400 pria
dan wanita berusia sekitar 62 tahun. Dengan periode analisis selama 11
tahun, tes mencakup kecepatan berjalan, kekuatan pegangan tangan, dan
kualitas fungsi kognitif.


Berjalan memerlukan energi, pengendalian gerak, dan dukungan serta
menempatkan tuntutan pada banyak sistem organ, termasuk jantung,
paru-paru, sirkulasi darah, urat saraf dan sistem otot dan tulang.
Sedangkan gaya berjalan yang lambat mungkin mencerminkan sistem yang
rusak dan tingginya energi yang dikeluarkan saat berjalan.


Dan ini bukan satu-satunya penelitian yang mengaitkan kecepatan berjalan
dengan kondisi kesehatan. Pada 2009, sebuah penelitian mengungkap
hubungan kuat antara kecepatan berjalan dan risiko penyakit jantung.
Penelitian lain yang dipublikasikan Journal of the American Medical
Association, juga memperlihatkan hubungan antara kecepatan berjalan dan
tingkat harapan hidup.


Selain itu, langkat dengan ritme cepat memiliki beberapa manfaat:

Untuk menjaga kesehatan, Berjalan selama 30 menit setiap hari dengan
kecepatan sedang hingga jalan cepat dapat menghilangkan rasa nyeri dan
sakit, serta meningkatkan mood atau suasana hati kita.

Untuk menyusutkan bobot tubuh. Yang kita perlukan olahraga yang mampu
melakukan pembakaran kalori, oleh sebab itu kuncinya adalah intensitas.

Untuk menurunkan tingkat stres. Lakukan pendekatan relaks dengan
berjalan selama 1 jam 30 menit setiap hari, tapi lakukan bersama anjing
kesayangan, sahabat, pasangan dan nikmati pemandangan di sekitar kita.



sumber = http://www.info-sehat.com




Jumat, 12 Oktober 2012

Menghindari Cedera Saat Olahraga Itu Mudah








Tujuan olahraga adalah supaya sehat, tapi
tidak jarang malah memicu cedera serius yang bahkan malah membuat
kualitas hidup jadi lebih buruk dibandingkan orang yang tidak pernah
olahraga. Kesalahan sepele bisa membuat olahraga jadi malapetaka,
terutama karena salah postur saat mengangkat beban. Perhatikan beberapa
tips berikut sebelum berolahraga.



Meski terdengar klasik dan
membosankan karena selalu diulang-ulang oleh para instruktur olahraga,
anjuran untuk meluruskan punggung, memperlambat gerakan dan juga
memaksimalkan gerakan bukan tanpa tujuan. Banyak cedera terjadi di
pusat-pusat kebugaran hanya karena hal-hal sepele yang sering diabaikan
saat olahraga.



Kesalahan yang sering terjadi saat olahraga akibat
menyepelekan anjuran tersebut dan akhirnya bisa memicu cedera adalah
sebagai berikut seperti dikutip dari Indiavision, Jumat (5/10/2012).



1. Bergerak terlalu cepat dan menghentak

Gerakan
saat olahraga berbeda dengan gerakan saat lomba, jadi tidak perlu
terburu-buru karena malah tidak akan mencapai hasil yang diharaapkan.
Serabut otot butuh gerakan yang lembut untuk mencapai kekuatan
optimalnya. Jika terlalu cepat, proses ini tidak akan berhasil dan
akhirnya yang didapat hanya nyeri otot.



2. Menyiksa leher saat latihan perut

Saat
melakukan sit-up maupun crunch untuk melatih otot perut, banyak orang
memposisikan telapak tangan saling terkait di belakang tengkuk.
Akibatnya bukan otot perut yang bekerja, tapi otot lengan yang menarik
leher mendekati kaki hingga memicu nyeri leher. Agar leher tidak cedera,
biasakan untuk hanya meletakkan tangan di samping telinga atau lebih
baik biarkan tangan mengepal di depan dada.



3. Tidak seimbang saat melakukan squat

Gerakan
jongkok-berdiri atau squat butuh keseimbangan tinggi dan kecermatan
dalam mendistribusikan berat badan karena sedikit saja kesalahan bisa
memicu cedera serius. Jangan jongkok terlalu turun hingga di bawah
lutut, kuncilah punggung dan kencangkan otot perut agar tidak ada sendi
tubuh yang mendapat beban ekstra lalu cedera.



4. Gerakan setengah-setengah

Meskipun
ringan dan rasanya kurang menantang, sebaiknya jangan pernah melakukan
gerakan setengah-setengah. Keuntungan untuk melakukan gerakan secara
utuh adalah rentang gerakan sendi lebih luas, serta otot lebih tertarik
dan pada akhirnya menghasilkan tenaga yang lebih besar.



5. Punggung terlalu melengkung

Pergeseran
sendi atau bantalan sendi di ruas-ruas tulang punggung bisa terjadi
bila posturnya tidak betul saat mengangkat beban. Luruskan dan kunci
punggung agar tidak terlalu banyak bergerak saat bagian tubuh lainnya
bekerja, lalu posisikan leher dan kepala senatural mungkin jangan
terlalu menengadah atau terlalu menunduk.



sumber: detik.com

Ngos-ngosan 150 Detik Bisa Bakar Lemak untuk Sepanjang Hari



Sudah olahraga berjam-jam tiap hari, tetapi
berat badan tidak turun-turun atau hanya turun sedikit? Itu berarti
strateginya salah. Asal tahu caranya, ngos-ngosan 150 detik saja sudah
bisa bikin timbunan lemak terbakar sepanjang hari.

Kebanyakan
orang membayangkan olahraga ringan dengan durasi panjang akan memberikan
efek yang sama dengan olahraga berat dalam waktu singkat. Kenyataanya
tidak selalu demikian, ada banyak faktor yang mempengaruhi termasuk
teknik dan tujuan olahraga itu sendiri.

Kalau tujuannya hanya
ingin bugar, olahraga ringan yang dilakukan agak lama akan memberikan
manfaat yang lebih optimal. Namun jika ingin menurunkan berat badan,
jangan harap semua lemak akan terbakar hanya dengan lari-lari kecil
walaupuan sampai ngos-ngosan.

Menurut penelitian di Colorado State University, teknik interval training
atau latihan interval paling cocok jika tujuannya adalah membakar
lemak. Prinsipnya adalah melakukan gerakan yang sangat berat sampai
ngos-ngosan dalam waktu singkat, namun efek pembakaran lemaknya bertahan
lebih lama.

Total latihan yang dilakukan dalam penelitian ini
hanya 150 detik atau 2,5 menit, namun jumlah kalori yang dihasilkan dari
pembakaran lemak bisa 840 kj lebih banyak dibanding latihan biasa.
Proses pembakarannya bertahap, berlangsung sepanjang hari.

Dalam
penelitian tersebut, olahraga berat yang dilakukan para partisipan
adalah mengayuh sepeda statis sekencang mungkin selama 5 x 30 detik atau
kalau ditotal jadi 150 detik. Masing-masing sesi diberi jeda interval
selama 4 menit, sehingga disebut latihan interval.

"Membakar
ekstra kalori sebanyak 840 kj dari olahraga semacam ini sebanyak
beberapa kali dalam sepekan bisa mencegah kegemukan seperti yang dialami
banyak orang Amerika tiap tahunnya," kata Kyle Sevits yang terlibat
dalam penelitian ini, seperti dikutip dari Detik .com, Jumat (12/10/2012).

Senin, 01 Oktober 2012

Latihan Beban dan Aerobik Cegah Diabetes



Diabetes melitus adalah penyakit yang paling banyak komplikasinya, mulai
dari kerusakan saraf sampai gagal ginjal. Meski belum ada obatnya,
namun diabetes sebenarnya mudah dicegah.

Dari seluruh jenis
diabetes, jumlah penderita diabetes tipe-2 atau diabetes melitus adalah
yang paling banyak, yakni mencapai 90-99 persen. Pola makan yang buruk
dan kegemukan merupakan faktor risiko yang menyebabkan diabetes melitus.
Biasanya penyakit ini diderita orang dewasa.
Olahraga aerobik
yang dikombinasikan dengan latihan beban ternyata cukup efektif untuk
meningkatkan massa otot, yang sangat penting untuk metabolisme dan
sensitivitas insulin.

Dalam penelitian yang dilakukan terhadap
lebih dari 32.000 pria diketahui, mereka yang melakukan latihan beban
sedikitnya selama dua setengah jam setiap minggu, risikonya terkena
diabetes 34 persen lebih rendah.

"Riset sebelumnya menunjukkan
bahwa olahraga aerobik bermanfaat untuk mencegah diabetes, tetapi belum
ada studi epidemiologi yang melihat manfaat latihan angkat beban. Dari
studi ini terungkap bahwa latihan beban punya manfaat tersendiri," kata
Dr.Frank Hu, profesor nutrisi dan epidemiologi dari Harvard School of
Public Health.

Menggabungkan latihan beban dengan olahraga
aerobik berkaitan dengan penurunan risiko diabetes sampai 59 persen.
"Pesan utama dari penelitian ini adalah mengombinasikan dua jenis
olahraga ini punya manfaat lebih besar," kata Hu.

Selain bersifat
mencegah, latihan olahraga secara rutin juga menguntungkan penderita
diabetes. Mereka yang aktif secara fisik lebih jarang menderita
komplikasi penyakit kardiovaskular.

Para penderita diabetes juga
disarankan untuk melakukan upaya penurunan berat badan, khususnya lemak
tubuh, melalui olahraga karena akan meningkatkan kepekaan sel akan
insulin sehingga gula pun akan lebih mudah masuk ke sel yang menyebabkan
gula darah akan turun


mangapa kita butuh renang



Kegiatan olahraga yang kita pilih hendaknya disesuaikan dengan kondisi
kesehatan dan juga target yang ingin diraih. Berenang adalah salah satu
jenis olahraga kardio yang direkomendasikan karena minim risiko dan
efektif membakar kalori.

Simak 4 alasan utama mengapa Anda sebaiknya tidak malas berolahraga air ini.

1. Menguatkan seluruh ototTak
banyak jenis olahraga yang mampu mengencangkan seluruh bagian tubuh
tanpa harus menghabiskan waktu seharian di pusat kebugaran. Dengan
berenang, bukan hanya otot punggung dan tangan saja yang makin kuat,
tapi juga bagian batang tubuh (core) ikut terlatih. Semua bisa dilakukan
tanpa perlu mengangkat berat tubuh.

2. Low impact

Berenang adalah olahraga dengan benturan rendah (low impact)
sehingga cocok dilakukan oleh mereka yang baru pulih dari cedera dan
ingin kembali membangun kekuatan. Jika lari menjadi olahraga kegemaran
Anda, maka berenang adalah pilihan tepat keesokan harinya sehingga lutut
bisa berisitrahat.

3. Bikin panjang umur

Sebuah
penelitian menunjukkan olahraga ini bisa menjadi cara untuk
memperpanjng umur. Kelompok perenang memiliki risiko kematian 50 persen
lebih rendah ketimbang mereka yang hidupnya pasif alias tak pernah
berolahraga.

4. Menyenangkan

Renang
adalah jenis olahraga yang banyak membakar kalori tanpa perlu
berkeringat. Meski bukan anak-anak tapi bermain air di kolam renang juga
akan membuat kita merasa lebih bebas dan bahagia

dikutip dari : kompas.com